Kepahlawanan merupakan sebuah cara untuk menjadi besar dengan cara yang benar. Bagi seorang pahlawan pun ada saat dimana mereka sedih, lelah dan takut. Jejak-jejak kelemahan, keputus-asaan, kecemasan dan keterpurukan pun pernah mendera jiwa mereka. Maka dari itu ada hal-hal yang tidak dapat dilepaskan dari istilah pahlawan/kepahlawanan, yaitu keberanian, pengorbanan, serta kesabaran.
Kita kesulitan mencari pahlawan, atau kesulitan menentukan siapa saja para pahlawan. Ini kesalahan yang cukup besar. Permasalahannya, yang sering tergambar dalam benak kita adalah sosok penuh ketenaran yang berjuang dengan dedikasi tinggi membela rakyat, bangsa, dan negara. Bayangan yang langsung muncul adalah sosok Pangeran Diponegoro, Bung Tomo, atau Sultan Hassanuddin. Kita sama sekali tidak kesulitan untuk menyebut mereka seorang pahlawan. Jika benar, ini berarti membutuhkan syarat yang banyak untuk menjadi seorang pahlawan. Pertama dia harus dikenal dan kharismatik, dan selanjutnya ia mempunyai prestasi besar yang mengubah jalannya sejarah. Jika ini yang kita pakai, maka jangan berharap kita akan menemukan kembali para Pahlawan itu di masa kini, Era Reformasi. Terlalu banyak sosok yang dikenal saat ini,Namun prestasinya tak lebih dari sekedar mewarnai sejarah bangsa ini, bukan mengubahnya.
Mungkin lebih baik untuk sekarang ini, pikirkan dan benahi dulu diri sendiri sebelum anda berniat untuk menjadi seorang pahlawan. Pahawan sejati mengetahui letak sisi kepahlawanan mereka. Sebab tidak ada orang yang bisa menjadi pahlawan dalam segala hal. Seorang pahlawan perang tidak pernah memaksakan diri menjadi pahlawan di bidang ilmu pengetahuan.
Oleh : Yoga Permana Sasmita (ditulis pada bulan November - memperingati Hari Pahlawan)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Posting Komentar di sini: